Rabu, 05 September 2012

PRELUDE

Iya... itu dan ini... tidak

Sudah hampir tigapuluh tahun saya betah hidup di bumi ini. Banyak yang tidak saya sesali, sayang sekali.
Kata pak ustad, nikmat yang paling nikmat adalah syukur itu sendiri. Tapi dia kan ustad, setidaknya bukan pendosa yang mungkin nikmat menurut mereka adalah segala sesuatu yang menyenangkan.
 
Menyebut kata menyenangkan, iya itu, katanya dari kata dasar Senang. Entah dari mana orang bisa mengarang ungkapan itu dengan huruf S sampai G. Udah lah, tidak usah diperpanjang, kamu terbatas, goblog!

Duniawi, kesenangan. Bahkan ada orang yang meyikapi kesedihan dengan senang, Sudah lah, itu urusan dia, dan bukan urusan saya pula, ngapain diurusin.
Oh, kata Pidibaiq duniawi atau kesenangan memang tidak dibawa mati, tapi KITA masih hidup, jadi masih BUTUH!

Kemudian daripada ini, apa coba hubungannya usia saya yang hampir tigapuluh ini dengan kesenangan? Atau syukur? Sampai saya mengetik blog ini, kamu tau, saya merasakan bahwa dari awal detik saya lahir sampai berbentuk sehitam begini, saya tetap senang dan bersyukur. Kepada siapa? Ya kepada Tuhan lah, Tuhan saya Allah Subhannahu Wata'alla. Saya muslim, sampeyan muslim?

Nah, kepada wahai orang-orang yang bisa baca tulisan.. Melalui web blog ini saya nyatakan, saya akan elaborasi pengalaman2 saya yang tidak menginspirasi sama sekali. Untuk apa? ya untuk saya senang karena saya yang melakukannya... Secara apa? Secara leksikal berantakan. Bebas? Iya bebas lah... Karena kata Danu teman saya, Bebas tho bas!!!