Selasa, 02 Oktober 2012

ajaibnya malam selasa dan keajaiban selasa siang

ini benar-benar ketentuan Allah... iya semuanya harus setuju dengan pernyataan fundamental itu.

Senin pagi memang saya didampingi oleh motor setia merk Honda dengan type newmegapro meluncur ke kota tempat dimana saya menjemput uang untuk di dapati., untuk apa? untuk hidup di bumi. Tidak ada pertanda atau kekhawatiran menentu di saat saya di kantor.  Krn tidak ada apa2 saat saya seharian di kantor, ya langsung saja...

Malam selasa, handphone yg saya beli di semarang itu ternyata berdering dengan nada dering punk vs heavymetal. Oh, itu ayah mertua saya!!! Sembari saya beranjak dari rebah, saya bilang kados pundi pak? Oh Allah.... apa jawab beliau? niku, uwis ono tanda-tanda, bade nimbali bidan nopo dbekto ten rumah bersalin... Diaduklah perasaan saya dengan panik yg mendominasi, pripun enake bapa mpun.. kulo siap wangsul saniki. Saya langsung melakukan streching untuk bersiap pulang ke kampung kala itu. Kubuka kontak handphone dan dial nomor mertua, pak, kula wangsul saniki mawon, kula panik, boten saged nopo2.

bersambung...

Rabu, 05 September 2012

PRELUDE

Iya... itu dan ini... tidak

Sudah hampir tigapuluh tahun saya betah hidup di bumi ini. Banyak yang tidak saya sesali, sayang sekali.
Kata pak ustad, nikmat yang paling nikmat adalah syukur itu sendiri. Tapi dia kan ustad, setidaknya bukan pendosa yang mungkin nikmat menurut mereka adalah segala sesuatu yang menyenangkan.
 
Menyebut kata menyenangkan, iya itu, katanya dari kata dasar Senang. Entah dari mana orang bisa mengarang ungkapan itu dengan huruf S sampai G. Udah lah, tidak usah diperpanjang, kamu terbatas, goblog!

Duniawi, kesenangan. Bahkan ada orang yang meyikapi kesedihan dengan senang, Sudah lah, itu urusan dia, dan bukan urusan saya pula, ngapain diurusin.
Oh, kata Pidibaiq duniawi atau kesenangan memang tidak dibawa mati, tapi KITA masih hidup, jadi masih BUTUH!

Kemudian daripada ini, apa coba hubungannya usia saya yang hampir tigapuluh ini dengan kesenangan? Atau syukur? Sampai saya mengetik blog ini, kamu tau, saya merasakan bahwa dari awal detik saya lahir sampai berbentuk sehitam begini, saya tetap senang dan bersyukur. Kepada siapa? Ya kepada Tuhan lah, Tuhan saya Allah Subhannahu Wata'alla. Saya muslim, sampeyan muslim?

Nah, kepada wahai orang-orang yang bisa baca tulisan.. Melalui web blog ini saya nyatakan, saya akan elaborasi pengalaman2 saya yang tidak menginspirasi sama sekali. Untuk apa? ya untuk saya senang karena saya yang melakukannya... Secara apa? Secara leksikal berantakan. Bebas? Iya bebas lah... Karena kata Danu teman saya, Bebas tho bas!!!

Senin, 02 Juli 2012

APHORISMA PIDI BAIQ

  1. Jangan tanya apa yang sudah negara berikan kepadamu, tapi tanyalah apa yang sudah negara ambil darimu.  
  2. Rakyat adalah mulut yang menjadi bisu karena diambil suaranya waktu pemilu 
  3. Kita tidak akan pernah ada di masa depan, karena kita selalu berada di hari ini 
  4. Setiap yang hidup pasti makan 
  5. Id anam ralu, ralu id hawas artinya di mana ular, ular di sawah 
  6. Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan, betapa enak menjadi perempuan, tinggal membuka aurat dan lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya  
  7. Kamu bisa menarik atau menekan gas sekuat bisa, tetapi untuk ngebut dibutuhkan nyali 
  8. Alam semesta adalah buku, adalah karya ciptanya bukan dirinya, kau hanya harus membacanya untuk mengetahui jati diri penulisnya 
  9. Istrimu adalah yang sudah bersedia dinikah olehmu 
  10. Suami yang romantis adalah yang pulang bersama turunnya embun, suami pendekar adalah yang pulang sore bersama keluarnya kelelawar. 
  11. Makanlah, karena kita tidak tahu kapan mati 
  12. Orang yang kau pilih waktu pemilu, adalah yang kelak dengan sirine polisi menyuruhmu minggir di jalan raya.  
  13. Polisi tidak perlu mencuri, karena sudah mendapatkannya dari pencuri yang tertangkap 
  14. Kewarganegaraan adalah urusan administrasi  
  15. Menghadap Tuhan aurat ditutup, menghadap manusia mukena dibuka  
  16. Setiap yang tidur pasti memejamkan mata, setiap yang memejamkan mata belum tentu tidur.  
  17. Kumpul ora kumpul mangan 
  18. Saya wajar dimarah karena saya tidak pantas berbuat salah. Mereka pantas marah-marah kepada saya karena mereka memang pemarah. 
  19. Dikenal sebagai orang baik kalau salah dicaci maki. Dikenal sebagai orang brengsek kalau salah dimaklumi. 
  20. Waktu kecil disuruh-suruh makan, sudah besar disuruh-suruh kerja 
  21. Sudah tahu kerja itu capek, masih juga orang mencarinya
  22. Waktu kecil banyak ngomong dipuji-puji, sudah besar banyak ngomong dimaki-maki
(Hidup Kami, Mampuslah Plagiator)